August 30, 2016 April 8, 2015 11:49You are hereEKONOMIBisnis Berburu Manula JepangGigin PraginantoEKONOMIBisnisLike
89198201 Bisnis Menjanjikan IndonesianReview.com — Pertumbuhan orang tua di Jepang tercepat di dunia. Indonesia pun mulai ikut memanfaatkan. Maklum, kaum Manula di negara sakura itu umumnya berkantung tebal.
Jababeka Group telah berencana membangun 100 peristirahatan dan komplek pemukiman untuk orang-orang tua Jepang. Mereka diharapkan akan meluangkan banyak waktu di komplek-komplek tersebut, yang memang didesain untuk menyenangkan para tamu berusia 65 tahun ke atas. Di komplek ini, para Manula akan dilayani oleh para perawat berkualitas internasional.
Bila dilihat dari daya beli dan pertumbuhan kaum Manula di Jepang, apa yang dilakukan oleh Jababeka jelas sangat masuk akal dan berorientasi bisnis. Bagaimana tidak, sekarang ini pertumbuhan Manula (berusia 65 tahun ke atas) di Jepang adalah yang tercepat di dunia, sementara jumlah mereka yang berusia produktif cenderung merosot secara konsisten. Sebuah kenyataan yang membuat rumah jompo di Jepang mulai terancam krisis tenaga perawat.
Tak kalah pentingnya dalam hal ini adalah kenyataan bahwa kaum Manula di Jepang tergolong berkantung tebal. Maklum, sebelum pensiun, mereka sudah bekerja dan menabung selama berpuluh tahun. Anak mereka juga tak banyak seperti orang Indonesia, yaitu rata-rata dua per keluarga. Sedangkan penghasilan mereka berkali lipat dibandingkan rata-rata penduduk dunia.
Data statistik Bank Dunia menyebutkan, pendapatan kotor per kapita orang Jepang pada 2013 adalah US$ 37.432 per tahun, atau 296% dari rata pendapatan per kapita penduduk dunia. Sedangkan GDP Jepang, meski berpenduduk 126,7 juta, saat ini berada di peringkat ketiga setelah Amerika Serikat dan Cina. Penduduk kedua negara ini masing-masing sekitar 319 juta dan 1,3 miliar jiwa.
Maka pantas bila Jababeka berniat membenamkan lebih dari US$ 500 juta untuk membangun resort dan pemukiman khusus bagi kaum Manula Jepang. Investasi ini tentu saja terkait dengan kenyataan bahwa belum ada indikasi jumlah penduduk Jepang akan berhenti merosot, dan harapan hidupnya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Kini harapan hidup rata-rata orang Jepang adalah 84,7 tahun, atau terpanjang kedua di dunia setelah Monaco yang 89,5 tahun.
Bila harapan hidup terus memanjang, sementara generasi penerusnya makin malas beranak-pinak, pada 2025 Jepang diperkirakan akan kekurangan sekitar 300 ribu tenaga perawat Manula. Untuk mendatangkan perawat dari negara lain, seperti telah dialami selama ini, bukan persoalan mudah. Ini karena bahasa Jepang pada umumnya dianggap sangat sulit untuk dipelajari, dan pemerintahnya memberlakukan berbagai peraturan yang sulit ditembus oleh tenaga kerja asing.
Soal kemungkinan Jepang untuk meremajakan diri, sekarang ini ibarat mimpi di siang bolong karena sesungguhnya berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah. Tapi yang terjadi Jepang malah tumbuh makin cepat dari ‘masyarakat muda’ menjadi ‘super tua’ berdasarkan definisi yang Dana Moneter Internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa dimana Manula adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas.
Pada era 1960-an, masyarakat Jepang dianggap paling ‘muda’ dibandingkan dengan anggota G7 karena hanya 6% yang tergolong Manula. Pada periode 1970-1995, masyarakat negara Sakura ini bahkan beranjak ‘menuju tua’ karena 7% penduduknya Manula, lalu menjadi ‘tua’ karena 14% orang Jepang berusia di atas 65 Tahun. Pada 2006, Jepang bahkan menjadi masyarakat pertama yang menjadi ‘super tua’ karena jumlah Manula mencapai 20%. Sekarang jumlah Manula sekitar 44% dari orang Jepang.
Melesatnya persentase Manula di Jepang tak lepas dari kenyataan bahwa rata-rata wanita Jepang kini hanya melahirkan 1,34 anak. Bila ini terus berlanjut, pada 2050 jumlah penduduk Jepang diperkirakan merosot 15%.
Maka pantas kalau nanti bakal banyak investor mengikuti jejak Jababeka, apalagi banyak kaum Manula di Jepang ingin menghabiskan hari tuanya di tempat-tempat indah di luar negeri seperti Pulau Bali, Hawai, Karibia, dan sebagainya. Sekarang saja salah satu jaringan resort terkemukan di dunia Club Med, yang dikenal sebagai tempat favorit anak muda pencinta gaya hidup bebas, menyediakan pelayanan khusus bagi Manula. Termasuk Manula pecinta gaya hidup bebas tentunya!
Tag: manula jepangdaya beli manulajababekagaya hidup bebasGigin Praginanto
Pemimpin Redaksi 237 articles
Analis dan penanggungjawab redaksi IndonesianReview.com
–
–
– Berita TerkaitRupiah Jatuh, Harga Pangan Terbang Tinggi Akibat omong besar 3 months 1 week agoIndonesia a Current-Account Deficit, How Must We Do to Solve it? Problem in our current-account deficit 4 months 1 week agoRusak Tapi Jadi Panggung Gaya kampus melestarikan alam 4 months 1 week agoBerita TerbaruTarmizi A. Karim dan Harapan Masyarakat Aceh Solusi jitu yang diharapkan oleh seluruh masyarakat Aceh 3 months 1 day agoKNPB dan Pengkhianatan Suara Rakyat Papua Tukang klaim yang justru bertentangan dengan aspirasi masyarakat Papua sesungguhnya. 3 months 1 day agoRupiah Jatuh, Harga Pangan Terbang Tinggi Akibat omong besar 3 months 1 week agoRebutan Kapolri Persaingan jendral polisi 3 months 2 weeks agoDuet Maut Luhut-JokowiBisnis besar di balik Pilpres mendatang 3 months 2 weeks agoPapua Merdeka Siapa yang mewakili 3 months 2 weeks agoAkhir Petualangan Teroris SantosoMujahidin Indonesia Timur 3 months 2 weeks agoPencarianLiputan KhususInsight10 TerpopulerSeminggu/Sebulan/All TimeTweet TerbaruTweets by @IndoReviewTagskrisis kemanusiaan yuan pendapatan pajak menurun Gas Abu Mushab al-Zargawi Indrianto Seno Adji hari tanoe Rini Mariani Soemarno Konsumsi Beras Harga ICP Kebijakan Jusuf Kalla Abenomics Valuta Asing Kandungan Lokal Negara Kuat List of Foreign Borrowing Plan Obudsman aksi buruh Civil Society Quantitative Easing 2016 Ikrar Nusa Bakti Pasar Saham Mayday sumber energi Revolusi Industri Price earning to growth kerusakan hutan Kereta Api Cepat Jakarta Bandung Proyek Mercusuar Wajib PajakPenulis Previous PostEKONOMIIndustriNext Post EKONOMIMakro Ekonomi
Link
Sindikasi
Shop
Apps
IndonesianReview.com Newsletter
Stay informed on our latest news!Previous issues
Menu
2015 TirtaAmarta.com. Dilindungi Hak Cipta.Indonesian Review