Kasir Baru Grup Salim | Indonesian Review

July 3, 2017       March 25, 2015      11:40You are hereEKONOMIBisnis Kasir Baru Grup SalimSatrio ANEKONOMIBisnisLike

144552001 Salim kembali garap bisnis perbankan IndonesianReview.com — Setelah mengambil 20% saham Bank Ina, Salim akan meningkatkan kepemilikannya hingga 30%.

Eka Tjipta Widjaja memang bukan Salahudin Al Ayubi. Tapi, dalam soal naluri bisnis, insting bos Grup Sinarmas itu boleh jadi sama tajamnya. Tak percaya? Tengok saja kiprah Eka di bisnis perbankan. Bank Sinarmas (dulu Bank Shinta), yang dikuasai Eka sejak 2005, tumbuh supercepat. Hanya dalam tempo sepuluh tahun, aset bank publik ini naik hampir 46 kali lipat atau 4.600% menjadi Rp 21,2 triliun.

Kisah sukses yang diukir Bank Sinarmas itu sepertinya bakal diikuti oleh Bank Ina Perdana Tbk. Soalnya, September lalu, 20% saham bank ini dibeli oleh PT Philadel Tera Lestari dengan nilai transaksi Rp 100 miliar lebih. Perusahaan ini merupakan kongsi strategis antara Grup Salim dengan pengusaha Pieter Tanuri. Dan kini, Salim dan Pieter berencana meningkatkan kepemilikannya di Bank Ina menjadi 30%.

Meningkatnya kepemilikan Salim di Bank Ina, boleh jadi sebagai isyarat bahwa keluarga Salim sudah kembali dari tidur panjangnya. Namun sebuah sumber mengatakan bahwa masuknya Grup Salim dalam bisnis perbankan tidak perlu diributkan lagi. “Otoritas keuangan sudah tidak mempermasalahkan,” ujar si sumber.

Seperti halnya Bank Shinta saat diambil Eka, nama Bank Ina memang belum sering terdengar di telinga khalayak. Maklum, Ina tergolong bank kecil yang berada dalam kelompok BUKU I. Berdasarkan laporan keuangan 2014, bank ini memiliki kekayaan Rp 1,95 triliun. Sementara keuntungannya cuma Rp 16,3 miliar.

Namun, dengan masuknya Grup Salim, wajah Bank Ina tampaknya akan segera berubah. Setidaknya, Salim sudah siap menggelontorkan dana segar untuk menopang permodalan Bank Ina. Dengan suntikan dana tersebut, kepemilikan Salim dan Philadel akan naik menjadi 30%.

Tidak hanya itu, Salim juga berniat mensinergikan Bank Ina dengan unit usaha di bawah Grup Salim. Seperti diketahui, lewat PT Indoritel Makmur International Tbk (DNET), Salim tercatat sebagai pemilik PT Indomarco Prismatama (pengelola jaringan minimarket Indomaret). DNET juga memiliki saham di PT Nippon Indosari Tbk (produsen roti Sari Roti) dan PT Fast Food Indonesia Tbk (pengelola jaringan Kentucky Fried Chicken atau KFC).

Dengan masuknya Bank Ina, otomatis lini bisnis Grup Salim menjadi lengkap. Sementara Ina sendiri, dengan memanfaatkan jaringan usaha Grup Salim, akan dikembangkan sebagai bank tanpa kantor cabang (brancless banking).

Bagi Salim, bisnis perbankan bukanlah hal baru. Sebelumnya, bersama anak-anak mantan Presiden Soeharto, Salim tercatat sebagai pemilik BCA. Bank ini pun menjadi “kasir” bagi perusahaan-perusahaan di bawah payung Grup Salim. Tapi sayang, krisis moneter 1998 mengharuskan Salim melepas bank swasta terbesar itu kepada Grup Djarum. Sejak itu, kabarnya, peran “kasir” Grup Grup Salim dipegang Bank Mega, yang tak lain milik pengusaha Chairul Tanjung (CT).

Ke depan, bukan tidak mungkin, Bank Ina akan menjadi “kasir” baru bagi usaha Grup Salim. Jadi wajar bila sejumlah analis begitu yakin, bank publik berkode BINA ini bakal menjelma menjadi bank besar. Terlebih lagi potensi dana yang dimilik usaha Grup Salim sangat besar. Sebagai gambara, tahun lalu, omzet Indomaret sudah mendekati Rp 40 triliun. Nah, bayangkan, bagaimana jika dana itu parkir sebentar di Bank Ina.”Masuknya Salim ke Bank Ina memberi harapan besar, setidaknya untuk jangka panjang,” ujar seorang analis.

Masuk akal, memang. Bank Sinarmas, contohnya. Sejak PT Sinarmas Multirtha memegang kendali perusahaan, kinerja bank ini makin memesona. Tak hanya pintar menyalurkan duit, manajemen Bank Sinarmas juga agresif menjaring dana dari anak-anak usaha Sinarmas. Hasilnya, tahun lalu, dana pihak ketiga (DPK) di bank ini tumbuh 17,4% menjadi Rp 15,5 triliun.

Kendati jumlah kreditnya naik, peruntungan Bank Sinarmas justru mengempis. Tahun lalu, bank ini mencatat untung bersih Rp 182,2 miliar atau turun 26,6% dibandingkan tahun 2013. Penurunan yang cukup tinggi ini, antara ain, disebabkan oleh  tingginya biaya dana. Benar, tahun ini, kondisi ekonomi belum pulih 100%. Namun Kurniawan Udaya, Direktur PT Sinarmas Multiartha, optimis tahun ini Bank Sinarmas akan mampu mencetak laba Rp 262 miliar.

Untuk mendukung pertumbuhan bisnis Bank Sinarmas, pemilik berencana menerbitkan saham baru sebesar Rp 1,9 triliun. Dengan penjualan saham tersebut, maka tahun depan modal Bank Sinarmas sudah di atas Rp 5 triliun dan bisa masuk ke kelompok BUKU III. 

Tag: Grup SalimBisnis PerbankanBank InaBrancless Banking

Sumber Foto: 

assets.kompas.comSatrio AN

Redaktur Eksekutif 234 articles

Analis IndonesianReview.com

– Berita TerkaitMencegah Jadi Negara Vassal Modern (2) Negara Vassal 1 month 2 weeks agoMencegah Jadi Negara Vassal Modern Negara Vassal 1 month 2 weeks agoRevolusi Mental Industri Properti Literasi Properti 4 months 3 days agoBerita TerbaruPermenungan Tentang Pancasila Saya Berkepribadian Pancasila 1 week 3 days agoMenghadapi Masalah Laut China Selatan Laut China Selatan 1 month 2 weeks agoMencegah Jadi Negara Vassal Modern (2) Negara Vassal 1 month 2 weeks agoMencegah Jadi Negara Vassal Modern Negara Vassal 1 month 2 weeks agoBrutalisme Membeli Demokrasi Politik Uang 2 months 1 week agoRevolusi Mental Industri Properti Literasi Properti 4 months 3 days agoDemokrasi Liberal Kebablasan vs Demokrasi Pancasila One Man One Vote 4 months 1 week agoPencarianLiputan KhususInsight10 TerpopulerSeminggu/Sebulan/All TimeTweet TerbaruTweets by @IndoReviewTagsberas impor   mesin perang rusia   Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif   Bacan   Polri vs KPK   Angka Ramalan   Ikahi   ekspor komunitas   impor kedelai   otoritas jasa keuangan   Armada Perikanan Nasional   Maritim   Self Determination   kasus im2   Ekspor Buruh Cina   kasus penjualan kondesat   Bank Tani   pendanaan proyek infrastruktur   putri indonesia   industri farmasi   Cacat Materil   Cumulonimbus   kesenjangan ekonomi   Bushido   Zhou Enlai   Eksekutor   Simbiosis Mutualisme   100 Hari Jokowi   Halim Perdanakusuma   IndustriPenulis Previous PostINTERNATIONALAsiaNext Post EKONOMIBisnis

Link

Sindikasi

Shop

Apps

IndonesianReview.com Newsletter

Stay informed on our latest news!Previous issues

Menu

2015 TirtaAmarta.com. Dilindungi Hak Cipta.Indonesian Review

Aly Chiman

Aly Chiman is a Blogger & Reporter at AlyChiTech.com which covers a wide variety of topics from local news from digital world fashion and beauty . AlyChiTech covers the top notch content from the around the world covering a wide variety of topics. Aly is currently studying BS Mass Communication at University.